Penjabaran mengenai langkah dan bobot penunjang


Bobot 15% pertama diawali dengan pemikiran akan ide,gagasan,konsep & target
Bobot 10% selanjutnya diperoleh dari penulisan target-target tersebut
Bobot 10% lainnya adalah semangat, inspirasi, keyakinan positif & open minded
Bobot 15% dari pengetahuan, perencanaan, riset, strategi, permodalan & koneksi
Bobot 20% terpenting adalah dari langkah awal berupa tindakan untuk memulai
Bobot 10% lanjutan yaitu dari konsistensi terhadap langkah awal sebelumnya
Bobot 10% setelahnya adalah proses review, penyesuaian dan peningkatan kinerja
Bobot 20% terakhir yaitu dengan berpasrah dan tekun berdoa untuk bimbingan Tuhan YME

Apa yang bisa dipelajari dari daftar bobot tersebut? hal termudah yang dapat diketahui adalah, bahwa dengan memiliki gagasan/ide, dan menuliskannya ke dalam bentuk tulisan, ternyata seseorang telah mencapai 25% bobot progress dari pencapaian target dan kesuksesannya! namun kita ketahui banyak diantara kita yang segan untuk melakukannya, dengan berbagai macam alasan/sebab.

Mungkin ada di antara Anda yang bertanya: "Setelah saya total, koq jumlahnya 110%, apa tidak salah hitung saat menulisnya?" Benar sekali, bagi Anda yang menemukan total yang bukan 100%, memang total adalah 110%, dimana 10% lebihnya adalah tuntutan bagi setiap orang termasuk Anda untuk memberikan lebih dari kemampuan maksimal yang dapat Anda lakukan, untuk pencapaian sukses yang lebih tinggi dari kebanyakan orang lainnya

"Karena ingin belajar, seseorang melakukan banyak kesalahan"

Kutipan tersebut saya dapatkan dari sebuah serial drama tentang seorang
pengusaha sukses yang sedang mengenang masa lalunya, ketika ia masih
belajar untuk berwirausaha dan melakukan banyak kesalahan, dan ia
sedang berbagi cerita dengan anaknya yang saat itu sedang mengalami
kegagalan karena kesalahan yang dilakukan.

Banyak paradoks lain yang dapat kita ketahui dari keseharian hidup ini,
misalnya:

"Dengan semakin tingginya teknologi rem pada kendaraan, maka semakin
tinggi tingkat kecelakaan lalu lintas" mungkin memang benar bahwa dengan
makin 'pakem'nya rem pada kendaraan, pengemudi cenderung untuk
tidak mempertahankan jarak aman dengan kendaraan di depannya sehingga
resiko kecelakaan meningkat.

"Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, maka banyak orang yang
semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan" (dari sebuah harian lokal)
Ini juga mungkin benar bahwa seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi,
umumnya kesulitan untuk memperoleh pekerjaan dengan kompensasi
yang sesuai dengan harapan

"Apakah pekerjaan itu?

Pekerjaan adalah satu (atau beberapa) kegiatan yang
kita pilih secara bebas karena kita mampu dan menyukainya, untuk
menghindarkan diri dari keharusan melakukan ratusan hal lain yang kita tidak
sanggup lakukan dan tidak sukai."

Demikianlah definisi pekerjaan, sedikitnya bagi saya pribadi, sementara bagi
banyak orang lain, mungkin pekerjaan masih merupakan sebatas kewajiban
yang harus dilakukan agar memperoleh pendapatan untuk membiayai kehidupan, atau lebih jauh untuk mendapatkan prestise dan kekayaan.

Sesungguhnya, perlu disadari bahwa sebuah pekerjaan (karir, berdagang,
wirausaha,dll) adalah bidang yang kita pilih tanpa paksaan, sesuai dengan minat
dan kemampuan kita, yang hasilnya (uang) akan dapat menghindarkan
kita dari keharusan mengusahakan melakukan berbagai hal rumit dan memakan
waktu untuk keperluan hidup kita. Coba bayangkan bila kita harus menanam
padi sendiri hingga memanennya, bayangkan bila kita harus membuat sendiri
batu bata dan menebang pohon untuk membangun rumah tinggal kita..
Bayangkan bila kita harus menanti 5 bulan untuk makan siang dengan menu
daging ayam yang pagi ini masih berbentuk telur.

Ternyata pekerjaan kita bisa menjadi sebuah substitusi yang sangat elegan
untuk memperoleh berbagai keperluan tersebut secara mudah. Biarkan orang
lain yang menyiapkan berbagai keperluan hidup kita, biarkan mereka juga yang
menantikan berbagai prosesnya,dimana kita tinggal mendapatkan hasil akhir
atau barang jadinya, dengan menukar apa yang kita hasilkan dari pekerjaan
yang telah kita lakukan dengan baik.

Namun ironisnya, banyak dari kita yang menganggap pekerjaan sebagai beban
semata, ataupun siksaan dan hal yang memberikan ketidakpuasan,
ketidakcukupan dan hal negatif lainnya, padahal umumnya kita sendiri yang
memilih bidang/hal yang kita kerjakan tersebut.

Singkat kata, bersyukurlah bahwa kita hidup pada masa dimana banyak sekali
pilihan hal untuk dikerjakan, terutama yang dapat sesuai dengan bidang yang
kita kuasai dan sukai. Harap diingat kunci keberhasilannya yaitu: pilih dengan
baik bidang yang paling sesuai dan disukai, lakukan 1 hal tersebut dengan
sepenuh hati dan sekuat kemampuan, dan sadari bahwa pekerjaan adalah
sebuah solusi untuk pengadaan berbagai keperluan hidup
secara praktis, jadi bila bidang yang dijalankan masih belum memberikan
hasil sesuai yang diinginkan, bukan tidak mungkin seseorang perlu memilih
bidang lain untuk coba dijalankan, atau meningkatkan prestasi pengetahuan
dan kemampuan bila ingin tetap bertahan pada bidang tersebut